Rabu, 27 April 2016

Ringkasan - Terjemahan Alkitab Ke Bahasa Malaysia / Indonesia

Dari kiri: Injil Matius (Ruyl, 1629), Perjanjian Baharu Berita Baik (1974), Alkitab  Berita Baik (1987)

Di antara tulisan-tulisan Kristian yang paling awal di tanah Nusantara adalah buku Kitab Salat as-Sawai (Kitab Doa dan Tafakur) yang disusun oleh seorang pengkabar Injil Portugis bernama Gregorio de Gregorus pada 1514. Buku ini diterbitkan di Fano, Itali di dalam tulisan Jawi dan mengandungi beberapa petikan Alkitab Vulgata yang diterjemahkan dari bahasa Latin ke bahasa Melayu. Tokoh-tokoh seperti Francis Xavier juga telah menyusun beberapa katekisme (buku soal-jawab agama) di dalam bahasa Melayu.

AC Ruyl siap menterjemah
Injil Matius pada 1612
dan diterbitkan 1629
Namun, penterjemahan seluruh Alkitab ke dalam bahasa Melayu hanya dilakukan setelah orang-orang Protestan Belanda datang ke Nusantara (bermula dengan usaha AC Ruyl yang selesai menterjemahkan Injil Matius pada 1612)

Pada mulanya, Alkitab di dalam bahasa Melayu digunakan oleh umat Kristian di seluruh Nusantara tanpa melihat bahwa Alkitab itu diterjemahkan, dicetak dan diedarkan oleh pihak Gereja di Tanah Melayu, Borneo ataupun Hindia Timur (wilayah Indonesia). Setelah kemerdekaan Indonesia (1945) dan Malaysia (1957), perkembangan Bahasa Melayu mengambil arah yang tersendiri di antara kedua negara tersebut.

Alkitab Terjemahan Baru
Pada awal zaman kemerdekaan kedua negara tersebut, versi Alkitab yang lazimnya dipakai oleh umat Kristian adalah Alkitab Shellabear (1912) dan Alkitab Terjemahan Lama (1958) yang menggabungkan Perjanjian Lama Klinkert (1870) dan Perjanjian Baru Bode (1938) di dalam satu edisi. Alkitab Ende (1968) yang diterbitkan oleh Gereja Roman Katolik Indonesia dan Alkitab Terjemahan Baru (1974) yang diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia adalah usaha yang pertama untuk menterjemahkan dan menerbitkan Alkitab di dalam Bahasa Indonesia modern. 

Alkitab Berita Baik
telah diterbitkan
pada tahun 1987
Pada masa yang sama, Lembaga Alkitab Singapura, Malaysia dan Brunei menerbitkan Perjanjian Baharu Berita Baik (1974) dalam Bahasa Malaysia Sehari-hari yang menggunakan prinsip penterjemahan Dinamis/Fungsional. PERJANJIAN BAHARU Berita Baik Untuk Manusia Moden ini disiapkan dengan penterjemahan Pendeta Elkanah T. Suwito dengan bantuan Dr. Barclay M. Newman, Jr. sebagai Konsultan Penterjemahan UBS. Naskah terjemahan itu juga diteliti oleh Matthew Finlay, Dr. Daniel C. Arichea, Jr., dan wakil beberapa denominasi gereja. Edisi semakan semula Perjanjian Baru diterbitkan pada tahun 1976. Perjanjian Lama diselesaikan pada tahun 1981 dan diterbitkan sebagai Alkitab Berita Baik lengkap pada tahun 1987.

Pada 19 April 2016, Alkitab Versi Borneo (AVB) telah dirasmikan dan dilancarkan di Sabah, Malaysia. Alkitab terjemahan baru Bahasa Malaysia ini telah mula diterjemahkan pada 1998, dan mengambil 15 tahun untuk disiapkan. Usaha penghasilannya dipimpin oleh Literature and Bible Network  (LAB) yang dianggotai oleh orang-orang Borneo.

(Sumber: artikel Wikipedia "Sejarah Teks Alkitab Bahasa Indonesia" dan artikel Sejarah "Sejarah Alkitab Indonesia - Alkitab Terjemahan Dinamis/Fungsional")